Sebagai produsen interior dan eksterior berbahan tembaga, workshop kami berada di Dusun II, Cabeankunti, Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Daerah ini merupakan sentra pengrajin tembaga yang sudah cukup ternama sejak tahun 1960-an. Hampir di setiap perumahan warga yang ada di wilayah ini memiliki showroom untuk menunjukan koleksi hiasan berbahan tembaga dan kuningan.
Kerajinan dari tembaga sesungguhnya telah dikenal sebelum masehi, sejarah juga menyebutkan ada zaman perunggu dimana manusia mulai mengenal penggunaan logam untuk dijadikan barang-barang untuk membantu kehidupan. Namun seiring dengan berjalannya waktu kerajinan tembaga mulai digunakan sebagai benda-benda yang memiliki nilai artistik.
Kerajinan tembaga mulai digandrungi sebagai bagian dari benda koleksi seni. Di negara-negara Eropa seperti Jerman dan belanda yang terkenal dengan kebudayaan dan kerajaan dengan perabot berbahan logam. Kemudian karena bentuk penyebaran agama, kejayaan, dan kekayaan di Indonesia, maka perkembangan kerajinan tembaga sampailah ke negara kita ini.
Karena bentuk kolonialisme inilah yang menandai awal mula sejarah perkembangan seni kerajinan tembaga di Indonesia, walau pada era yang sama pengolahan logam dan tembaga sudah terjadi pada zaman kerajaan. Namun karena pengaruh kolonialisme ini, banyak sekali penduduk Indonesia zaman dahulu yang mewariskan keahlian pengrajin tembaga secara turun temurun hingga saat ini, terutama di daerah Tumang, Cepogo, Boyolali.
Perkembangan Kerajinan di Tumang, Cepogo, Boyolali
Di Indonesia sendiri, wilayah yang terkenal sebagai penghasil kerajinan tembaga yang cukup terkenal adalah Yogyakarta dan Boyolali, khususnya Desa Tumang, Kelurahan Cepogo.
Desa Tumang yang berada di kaki gunung Merbabu, memiliki potensi pengrajin tembaga dan kuningan dengan bentuk yang beragam. Awalnya masyarakat memproduksi perabot rumah tangga seperti sendok, cawan, teko, dan berbagai perabotan rumah tangga lainnya. Masyarakat lebih memilih alat memasak dengan bahan tembaga dikarenakan bahan tembaga lebih awet, tahan korosi dan tentu saja ada unsur seni dari alat tersebut.
Proses pembuatan Kerajinan tembaga pada waktu itu tergolong rumit dan cukup sulit, karena bahan baku yang digunakan adalah dengan bongkahan (puthon) tembaga yang ditempa terus menerus sehingga membentuk barang yang diinginkan.
Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya zaman, para pengrajin mulai memvariasikan dan mencoba membuat inovasi dengan merintis kerajinan seni ukir kuningan dan tembaga yang lainnya. Pengrajin mulai mengerjakan kerajinan tembaga dan kuningan seperti Vas Bunga, Kaligrafi, Guci, Lampu Duduk, Lampu Dinding, Lampu Gantung, Kubah Masjid dan masih banyak kerajinan tembaga dan kuningan lainnya yang mulai dikembangkan.
Hingga saat ini, kerajinan-kerajinan yang diproduksi dari Desa Tumang ini telah di export ke mancanegara.
Sumber Bahan Baku Untuk Kerajinan Tembaga
Walau sebagai Desa yang terkenal dengan kerajinan tembaga, Cepogo bukan daerah penghasil tembaga. Faktanya, warga mendapatkan bahan baku tembaga dari beberapa daerah lain yang memang menjadi penghasil tembaga. Beberapa pengrajin bahkan ada yang sengaja mengimport lembaran tembaga untuk mendapatkan tembaga dengan kualitas yang lebih baik.
Di Indonesia sendiri, daerah yang menjadi sumber deposit dan juga pertambangan tembaga berada di wilayah-wilayah ini:
1 – Papua
Sebagai daerah yang terkenal dengan pertambangan emas, Papua menyimpan potensi tambang tembaga terbesar di Dunia. Tercatat di pertambangan Gasberg, lokasi ini menjadi deposit tembaga terbesar ketiga di Dunia.
Sebagian besar tembaga yang ada di Indonesia disupply dari tambang ini, mengingat kemurnian biji logam tembaga yang dihasilkan cukup berkualitas.
2 – Tirtamaja (Tirtomoyo)
Sebagai sebuah kabupaten di Jawa Tengah, kita mengenal Wonogiri sebagai salah satu destinasi alam, namun tidak jauh dari situ, terdapat desa Tiromoyo yang menjadi salah satu deposit dan penambangan tembaga terbesar ke dua di Indonesia.
Penambangan di wilayah ini sudah dilakukan lama, dan setidaknya bisa dihasilkan 1-2 ton biji tembaga dari aktivitas penambangan yang dilakukan di wilayah ini. Jika di Pertambangan Glashberg dilakukan dengan open pit (membuka lahan), di Tirtomoyo, penambangan dilakukan dalam bentuk terowongan (tunnel). Disini anda akan menemukan sebuah lorong vertikal dengan panjang hingga 54 meter.
3 – Cikotok, Banten
Anda tentu familiar dengan destinasi Tanjung Layar yang ada di Sawarna, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Jika anda ingat, untuk menuju tempat ini, anda bisa melalui satu daerah bernama Cikotok, yang juga sudah dikenal lama oleh masyarakat sebagai lokasi pertambangan emas.
Emas dan Tembaga sepertinya akan selalu berdampingan tersimpan secara alami, karena di tempat ini juga ditemukan tambang tembaga-tembaga berkualitas yang kemudian diproduksi bahan baku tembaga.